hukum menanam pohon di tanah orang lain

Dalamhukum pertanahan di Indonesia mengenal asas pemisahan horizontal yang memisahkan kepemilikan tanah dengan tanaman atau bangunan di atasnya. Sehingga, pemilik tanah tidak selalu disertai kepemilikan terhadap tanaman di atasnya. Penjualan dan penebangan pohon dari tanah sengketa yang ditanam oleh orang lain tersebut dapat digolongkan sebagai pidana pencurian apabila dilakukan tanpa izin pemiliknya yang sah. Memilikipohon dan tanaman hijau di halaman masjid adalah bagian dari budaya Islam. REPUBLIKA.CO.ID,ALBERTA -- Sebuah komunitas peduli lingkungan di Alberta, Kanada memulai misi mereka untuk menanam seribu pohon di lingkungan masjid. Seperti dilansir About Islam pada Kamis (4/8) Gerakan mereka dimulai dengan penanaman 100 pohon di Fort McMurray MenanamPohon di Tanah Orang Tanpa Ijin Menurut Hukum Islam | Muamalah › LADUNI.ID. Menteri LHK: Idealnya Seorang Tanam 25 Pohon, Bisa Dimulai Sejak SD Halaman all - Kompas.com. Gambar : pohon, orang-orang, menanam, bidang, tanaman, pertanian, petani, perkebunan, ahli ilmu tanah, pekerja musiman, buruh tani 4219x2823 - - 724014 - Galeri Foto Mengingatfungsi pohon yang sangat vital bagi makhluk hidup dan lingkungan, menjaga dan menanam pohon kembali menjadi upaya yang penting untuk menjaga kelangsungan kehidupan di Bumi. Dilansir dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, berikut adalah manfaat pohon untuk kehidupan. 1. Menghasilkan oksigen. Pohon menghasilkan oksigen di siang Padadasarnya, merusak tanaman milik orang lain berarti merusak barang milik orang lain. Mengenai pengrusakkan barang milik orang lain, hal tersebut diatur dalam Pasal 406 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ("KUHP") yang berbunyi: Partnersuche Für Menschen Mit Geistiger Behinderung. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID VrPaEE3akTPlemMe5Z_701o-Q7CTLGbjYlFCAtCR-8BxckNccLDnIw== Q & A Selain sebagai sumber oksigen, pohon juga menjadi penyejuk di saat Matahari bersinar dengan teriknya. Pohon juga memiliki manfaat dari berbagai sisi. Karena memiliki banyak manfaat, maka penting bagi kita untuk menanam pohon juga termasuk salah satu amal jariyah, jika seandainya menanam pohonnya di tanah orang lain, bagaimana hukumnya? Apakah buahnya boleh di makan? sedangkan pemilik tanah tidak tahu, kalau tanahnya di tanamkan pohon. Untuk Kamu Lihat 20 Artikel Bagikan Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du Berikut ini pembahasan tentang ghasb atau merampas, mudah-mudahan risalah ini Allah jadikan ikhlas karena-Nya dan bermanfaat. Ta’rif definisi ghasb Kata Ghasb disebutkan dalam Alquran. Allah berfirman, أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدتُّ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُم مَّلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا “Adapun perahu itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan perahu itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas setiap bahtera.” Al Kahfi 79 Ghasb secara bahasa artinya mengambil sesuatu secara zalim. Sedangkan menurut istilah fuqaha adalah mengambil dan atau menguasai hak orang lain secara zalim dan aniaya dengan tanpa hak[1]. Ghasb adalah haram. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil……...” QS. An Nisaa’ 29 Di samping itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda لاَ يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِطِيْبِ نَفْسٍ مِنْهُ “Tidak halal mengambil harta seorang muslim kecuali dengan kerelaan dirinya.” HR. Abu Dawud dan Daruquthni, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 7662 Ketika khutbah wadaa’, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ، بَيْنَكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا “Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu terpelihara antara sesama kamu sebagaimana terpeliharanya hari ini, bulan ini dan negerimu ini.” HR. Bukhari dan Muslim Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda لاَ يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَشْرَبُ الخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَسْرِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَنْتَهِبُ نُهْبَةً، يَرْفَعُ النَّاسُ إِلَيْهِ فِيهَا أَبْصَارَهُمْ حِينَ يَنْتَهِبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ “Tidaklah seseorang berzina dalam keadaan beriman, tidaklah seseorang meminum minuman keras ketika meminumnya dalam keadaan beriman, tidaklah seseorang melakukan pencuria dalam keadaan beriman dan tidaklah seseorang merampas sebuah barang rampasan di mana orang-orang melihatnya, ketika melakukannya dalam keadaan beriman.” HR. Bukhari dan Muslim As Saa’ib bin Yazid meriwayatkan dari bapaknya bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda لَا يَأْخُذْ أَحَدُكُمْ عَصَا أَخِيهِ لَاعِبًا أَوْ جَادًّا، فَمَنْ أَخَذَ عَصَا أَخِيهِ فَلْيَرُدَّهَا إِلَيْه “Janganlah salah seorang di antara kamu mengambil tongkat saudaranya baik main-main maupun serius. Jika salah seorang di antara kamu mengambil tongkat saudaranya, maka kembalikankah.” HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan ia menghasankannya. Hadits ini dihasankan pula oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Abi Dawud dan Shahih At Tirmidzi Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Umamah secara marfu’ disebutkan مَنِ اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِينِهِ، فَقَدْ أَوْجَبَ اللهُ لَهُ النَّارَ، وَحَرَّمَ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ» فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ وَإِنْ كَانَ شَيْئًا يَسِيرًا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ وَإِنْ قَضِيبًا مِنْ أَرَاكٍ “Barangsiapa yang mengambil harta saudaranya dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkan masuk surga. Lalu ada seorang yang bertanya, “Wahai Rasulullah, meskipun hanya sedikit?” Beliau menjawab, “Meskipun hanya sebatang kayu araak kayu untuk siwak.“ Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ الأَرْضِ ظُلْمًا، فَإِنَّهُ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ “Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan tujuh bumi kepadanya.” Oleh karena itu orang yang melakukan ghasb harus bertobat kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan mengembalikan barang ghasb kepada pemiliknya serta meminta maaf kepadanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَىْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ » . “Barangsiapa yang pernah menzalimi seseorang baik kehormatannya maupun lainnya, maka mintalah dihalalkan hari ini, sebelum datang hari yang ketika itu tidak ada dinar dan dirham. Jika ia memiliki amal saleh, maka diambillah amal salehnya sesuai kezaliman yang dilakukannya, namun jika tidak ada amal salehnya, maka diambil kejahatan orang itu, lalu dipikulkan kepadanya.” HR. Bukhari Jika barang ghasb masih ada, maka dikembalikan seperti sedia kala. Namun jika sudah binasa, maka dengan mengembalikan gantinya. Menanam tanaman atau pohon atau membuat bangunan di atas sebuah tanah ghashb rampasan Barangsiapa yang menanam di tanah rampasan, maka tanaman itu milik yang punya tanah, dan bagi perampas memperoleh nafkah. Hal ini, jika tanaman belum dipetik, adapun jika sudah dipetik, maka pemilik tanah tidak berhak selain upah. Pohon yang ditanam juga wajib dicabut, demikian juga bangunan yang dibuat juga harus dirobohkan. Dalam hadits Raafi’ bin Khudaij disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ زَرَعَ فِي أَرْضِ قَوْمٍ بِغَيْرِ إِذْنِهِمْ، فَلَيْسَ لَهُ مِنَ الزَّرْعِ شَيْءٌ وَلَهُ نَفَقَتُه “Barangsiapa yang menanam di sebuah tanah milik sebuah kaum tanpa izin mereka, maka ia tidak berhak memperoleh dari tanaman itu sedikit pun, dan untuknya perampas nafkah yang dikeluarkannya.” HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan ia menghasankannya, dan Ahmad, ia berkata “Sesungguhnya saya berpegang kepada hukum tersebut atas dasar istihsan; dengan menyelisihi qiyas.” Abu Dawud dan Daruquthni juga meriwayatkan dari hadits Urwah bin Az Zubair bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ أَحْيَا أَرْضًا فَهِيَ لَهُ وَلَيْسَ لِعِرْقِ ظَالِمٍ حَقٌّ “Barangsiapa yang menghidupkan tanah, maka tanah itu menjadi mililknya, dan untuk keringat orang yang zhalim tidak memiliki hak.” Urwah berkata, “Telah memberitakan kepadaku orang yang menceritakan hadits ini kepadaku bahwa ada dua orang yang bertengkar lalu menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Yang satu menanam pohon kurma di tanah milik yang lain. Maka Beliau menetapkan tanaman tersebut untuk pemilih tanah karena tanahnya dan memerintahkan kepada pemilik pohon kurma untuk mengeluarkan pohon itu darinya. Ia berkata, “Sungguh, saya melihatnya ketika pohon kurma itu dipotong akarnya dengan kapak, padahal pohon itu adalah pohon kurma yang tinggi.” Syaikh Shalih Al Fauzan dalam al-Malkhash Fiqhiy berkata, “Jika orang yang melakukan ghasb telah membuat bangunan di tanah rampasannya atau menanam di atasnya tanaman, maka ia harus melepas bangunan itu atau mencabut tanaman itu, jika pemiliknya meminta demikian. Jika tindakannya itu sampai membekas ke tanah yang dirampasnya, maka ia wajib mengganti rugi kekurangannya, di samping ia juga harus menghilangkan sisa-sisa tanaman dan bangunan sehingga ia menyerahkan tanah kepada pemiliknya dalam keadaan baik. Ia pun wajib membayar upah standar dari sejak merampas sampai menyerahkannya, karena ia mencegah pemiliknya untuk memanfaatkan di masa itu dengan tanpa hak. Jika ia merampas sesuatu dan menahannya hingga menjadi murah harganya, maka harus menanggung kekurangannya menurut pendapat sahih.” Jia barang yang dirampas bercampur dengan barang lainnya yang bisa dibedakan seperti gandum dengan sya’ir, maka perampas wajib membersihkannya dan mengembalikannya. Namun jika bercampur dengan barang yang sulit dibedakan, seperti gandum dengan gandum, perampas wajib mengembalikan barang itu; ada berapa takar atau timbangan ketika diambilnya sebelum dicampur? Jika dicampur dengan dengan barang yang di bawahnya atau lebih baik darinya atau tidak sejenis, namun sulit dibedakan, maka campuran itu dijual, lalu diberikan seukuran harganya masing-masing. Dan jika barang rampasan berkurang nilainya jika secara terpisah, maka perampas menanggung kekurangannya. Disebutkan oleh para fuqaha, الْأَيْدِي الْمُتَرَتِّبَةُ عَلَى يَدِ الْغَاصِبِ كُلِّهَا أَيْدِيْ ضَمَانٍ “Tangan-tangan yang muncul di atas tangan perampas semuanya adalah tangan tanggungan.” Maksudnya Tangan-tangan di mana barang rampasan berpindah kepadanya melalui jalan perampas semuanya menanggung jika binasa. Dengan demikian, jika orang kedua mengetahui hakikat sebenarnya dan bahwa orang yang memberikan barang kepadanya adalah perampas, maka ia harus menanggungnya karena ia berbuat zhalim dengan kesengajaan diketahuinya tanpa izin pemiliknya. Namun jika orang kedua tidak mengetahui keadaan sebenarnya, maka yang menanggung adalah perampas orang pertama. Jika barang rampasan adalah yang biasa disewa, maka perampas wajib mengganti upah semisalnya standar selama barang itu berada di tangannya. Karena manfaat adalah harta yang jelas nilainya, maka wajib ditanggung seperti menanggung barang. Semua tindakan ghaasib perampas adalah batal, karena tidak ada izin pemiliknya. Jika seseorang merampas sesuatu dan ia tidak mengetahui di mana pemiliknya serta tidak mampu mengembalikannya, maka ia bisa serahkan kepada hakim yang akan menaruhnya di tempat yang benar atau ia sedekahkan memakai nama pemiliknya. Sehingga jika disedekahkan, maka pahalanya untuk pemilik barang dan si perampas sudah lepas tanggungan. Bersambung… Wallahu a’lam wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalhihi wa shahbihi wa sallam. Oleh Ustadz Marwan bin Musa Maraji’ Fiqh Muyassar Fii Dhau’il Kitab was Sunnah beberapa ulama, Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq, Al Mulakhash Al Fiqhiy Shalih Al Fauzan, Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan At Tirmidzi dll. Sumber [1] Jika mengambil harta orang lain secara rahasia dari tempat yang terjaga, maka hal itu disebut pencurian. Jika mengambilnya secara kekerasan, maka hal itu adalah muhaarabah dan jika mengambilnya karena menguasai, maka hal itu adalah ikhtilas jambret dan jika mengambilnya saat ia diamanahi, maka hal ini disebut khianat. KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28 Langgani saluran Telegram kami untuk berita terkini dan paparan gaya hidup pelengkap hari anda. Dalam hidup berjiran, masalah kadang timbul berkenaan penanaman pokok di atas tanah milik orang lain, kadang di kawasan halaman depan atau belakang rumah. Ini juga meliputi kebun sayur, dusun buah dan seumpamanya. Sehinggakan perkara ini menjadi punca tercetusnya pergaduhan antara kedua belah pihak. Isu ini sering kali menjadi perbualan masyarakat khasnya tentang hak milik terhadap tanaman dan tanah tersebut. Namun hukum perkara seperti ini bergantung juga pada situasi di antara kedua-dua belah pihak. Segmen Refleksi hari ini berkongsi apakah hukum menanam tanaman di atas tanah orang UnsplashHukum Tanam 1 Secara amnya jika anda mahu mengenal pasti keluasan tanah yang dimiliki, disarankan untuk rujuk terus kepada jabatan tanah berdekatan bagi membuat proses ukur semula berdasarkan geran tanah yang anda miliki. Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan dan status terkini kawasan tanah kepunyaan anda berikutan permukaan bumi yang mungkin berubah sedikit dan menyebabkan luas permukaannya menjadi tidak sama seperti PexelsHukum Tanam 2 Berbicara tentang tumbuhan yang ditanam di kawasan tanah milik individu lain, perkara ini pernah terjadi pada zaman nabi Muhammad SAW. Ketika itu, terdapat seorang individu yang telah menanam pohon kurma di tanah milik salah seorang kaum Ansar. Perkara tersebut telah dilaporkan kepada Baginda dan terdapat beberapa nasihat serta jalan penyelesaian yang dicadangkan UnsplashHukum Tanam 3 Antaranya dijelaskan menerusi hadis Riwayat Abu Daud, tanah tersebut adalah hak mutlak ke atas pemilik asal manakala pokok yang ditanam pula hak milik penanam. Namun adalah menjadi satu kesalahan menanam tanaman di tanah milik orang lain tanpa kebenaran. Nabi bersabda kepada kaum Ansar berkenaan, “Pergilah! Silakan tebang saja pohon kurmanya!”. Ia membawa maksud tuan tanah dibenarkan untuk menebangkan pokok tersebut lalu mengembalikan semula pokok itu kepada pemiliknya. Selain itu, anda sebagai tuan tanah juga berhak menyuruh pihak penanam untuk menebangnya dengan sendiri seterusnya membersihkan kawasan sekeliling. Malah jika terdapat kerosakan pada tanah selepas proses tersebut selesai, individu itu masih boleh dikenakan denda atau perlu mengembalikan semula keadaan tanah tersebut seperti dalam keadaan PexelsHukum Tanam 4 Alternatif lain, tuan tanah juga boleh mengenakan sewa kepada pemilik tanaman menerusi perjanjian hitam putih. Ini bagi mengelakkan berlakunya salah faham antara kedua-dua pihak jika berlakunya situasi seperti kenaikan harga sewa atau pemindahan hak milik pada masa akan datang. Ini dapat dilihat berdasarkan hadis dari Nabi SAW seperti berikut لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ Maknanya Tidak boleh memudaratkan diri sendiri dan kemudaratan atas orang lain. Sunan Ibn Majah no 2341 Gambar UnsplashHukum Tanam 5 Dalam masa yang sama, meskipun tanaman tersebut telah memasuki kawasan tanah anda dan ia sudah mengeluarkan hasil yang banyak, pemilik tanah sama sekali tidak berhak untuk mengambil serta memakan hasil tersebut. Ia bukan kepunyaan tuan tanah dan masih dimiliki oleh pihak yang menanamnya. Namun jika diizinkan, barulah tuan tanah dibenarkan untuk menikmati buah itu. Ini adalah berdasarkan kepada dalil Al-Quran yang jelas seperti yang berikut وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ Maksudnya Dan janganlah kamu makan atau mengambil harta orang-orang lain di antara kamu Dengan jalan Yang salah. Surah al Baqarah ayat 188 Oleh itu, masyarakat perlu mengetahui betapa pentingnya untuk memahami hal ini. Nampak remeh namun ia perlu dielakkan supaya tidak berlaku perselisihan faham yang boleh menjurus kepada permusuhan antara umat manusia. - Getaran, 17 Jun 2022 Sumber Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan – Menanam tumbuhan adalah kegiatan menaruh bibit tumbuhan di dalam tanah dan merawatnya hingga tumbuh menjadi suatu tumbuhan baru. Menanam tumbuhan merupakan kegiatan yang berdampak baik bagi lingkungan maupun orang lain. Dampak menanam pohon bagi lingkungan Berikut contoh kunci jawaban materi tema 3 kelas 4 mengenai dampak menanam pohon bagi lingkungan dan bagi orang lain, yakni Terhindar dari banjir Banjir merupakan suatu bencana yang bisa menyebabkan banyak kerugian, dimulai kerusakan infrastruktur dan juga lingkungan. Menanam tumbuhan dapat mengurangi resiko terjadinya banjir. Adanya tumbuhan seperti pohon memperlambat laju aliran air dan mengurangi kekuatan badai sehingga mengurangi resiko luapan banjir juga erosi. Dilansir dari The Ecologist, akar pohon membuat saluran kecil di tanah saat mereka tumbuh, membuat air hujan dengan mudah diserap oleh tanah. Lebih banyak air yang diserap oleh tanah, mengurangi volume air sehingga menghindarkan lingkungan dari banjir. Baca juga Dampak Menebang Pohon Sembarangan bagi Lingkungan dan Orang Lain Menambah cadangan air tanah Akar pohon yang memberikan jalan bagi air untuk masuk ke dalam tanah. Disadur dari Forest, Trees and Agroforestry, akar tanah menciptakan pori-pori besar yang bertanggung jawab membawa air turun ke tanah dengan tersebut kemudian akan terus turun hingga mengisi batuan akuifer tanah dan bergabung di dalamnya menjadi air tanah. Dalam proses tersebut, akar tumbuhan juga membantu penyaringan air hujan menjadi lebih bersih sebalum masuk ke akuifer. Air tanah merupakan sumber utama air bersih yang diperlukan oleh manusia. Menjaga populasi makhluk hidup Menanam pohon adalah kegiatan yang bisa menjaga populasi serta kelestarian tumbuhan. Pohon merupakan sumber makanan, tempat berlindung, dan juga rumah bagi berbagai satwa. Sehingga menanam pohon sama dengan menjaga populasi makhluk hidup. Dampak menanam bagi orang lain Menanam pohon juga memberikan dampak baik kepada orang lain. Menanam pohon menjadikan udara lebih bersih, lingkungan terasa lebih asri, lebih segar, lebih sejuk, dan lebih rindang sehingga menghindarkan orang lain dari paparan matahari langsung. Baca juga Dampak Sikap Tidak Bijaksana terhadap Tumbuhan bagi Lingkungan Selain dampak fisik, menanam pohon juga memberikan dampak positif pada mental orang lain. Dikutip dari Healthline, tanaman dapat membantu mengurangi stres, mempertajam perhatian meningkatkan fokus, terapi bagi penderita depresi, kecemasan, dan dimensia. Selain itu juga membantu pemulihan penyakit pasca cedera dan operasi, meningkatkan produktivitas dan juga kreativitas dalam berbagai pekerjaan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

hukum menanam pohon di tanah orang lain