hutan sabana di wilayah thailand ditemukan di daerah

WilayahPersebaran Bioma Sabana dan Stepa. Bioma adalah suatu area di permukaan bumi yang bisa diklasifikasikan menurut tumbuhan dan hewan yang hidup di dalamnya. Dimana karakteristik suhu udara, jenis tanah, dan intensitas sinar matahari, dan air menjadi penentu kehidupan apa yang terdapat pada suatu bioma. Batasan antar bioma, khususnya pada Hutansabana tumbuh di daerah tropis atau subtropis dengan curah hujan antara 90 - 150 mm per tahun. Indonesia memiliki wisata hutan sabana yang terpencar di beberapa daerah, yaitu: 1. Sabana Baluran, Jawa Timur. 2. Sabana Gunung Bromo, Jawa Timur. 3. Sabana Cidaon, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. 4. Hutansabana adalah hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar yang diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Sabana ditemukan di Afrika, Australia, Amerika Selatan, sebagian India, dan sebagian kecil wilayah Indonesia, seperti di Nusa Tenggara Timur, Papua dan Jawa Timur.Selain itu, sabana juga ditemukan di Gunung Lawu, Jawa Tengah dan Gunung Prau, Jawa Tengah. Bahkanhewan-hewan kadang juga minum di tepi laut itu dan menambah kesan alami yang sangat indah. Lokasi Perkampungan Mausui, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, NTT. Itulah 25 sabana di Indonesia yang luas dan indah untuk dikunjungi saat berwisata bagi penggemar sabana dan ilalang. Sabanaditemukan di Afrika, Australia, Amerika Selatan, sebagian India, dan sebagian kecil wilayah Indonesia, seperti di Nusa Tenggara Timur, Papua dan Jawa Timur. Selain itu, sabana juga ditemukan di Gunung Lawu, Jawa Tengah dan Gunung Prau, Jawa Tengah. Jadi, jawaban yang tepat adalah A. Originally posted 2022-03-07 16:23:49. Partnersuche Für Menschen Mit Geistiger Behinderung. Masyarakat umum mengetahui sabana savanna sebagai sebuah padang rumput yang luas, namun sebenarnya hutan sabana juga ditumbuhi beberapa jenis pohon berkayu yang letaknya terpencar-pencar. Pengertian Hutan Sabana Menurut KBBI, hutan sabana adalah area hutan yang berlokasi di kawasan atau daerah gersang dengan jumlah pohon yang sedikit, kebanyakan rumput dan ilalang. Sedangkan pengertian sabana sendiri di KBBI adalah padang rumput yang ada pepohonannya. Hutan sabana termasuk salah satu jenis hutan yang pengklasifikasinya berdasarkan iklim. Padang sabana mudah ditemukan di daerah Indonesia bagian timur contohnya pulau Kenawa di Sumbawa. Jenis hutan sabana muncul di daerah yang memiliki perpaduan antara iklim tropis dan sub tropis. Curah hujan yang sedikit dan suhu merupakan faktor terbentuknya hutan ini. Sabana merupakan sebuah daratan yang unik, karena iklimnya yang tidak terlalu kering sehingga menjadi padang pasir, dan juga tidak terlalu basah sehingga terbentuk hutan murni. Kondisi curah hujan sekitar 30 mm/tahun akan membentuk hutan sabana secara alami. Dengan curah hujan yang sedikit, mengakibatkan tumbuhan kesulitan untuk menyerap air dan bertahan hidup. Kondisi ini yang mengakibatkan hanya jenis rerumputan yang dapat bertahan hidup dan beradaptasi di padang sabana. Tetapi, sabana kemungkinan dapat mengalami perubahan tergantung dengan curah hujan. Sabana akan berubah menjadi semak belukar ketika memasuki musim kering. Dan akan berubah menjadi hutan basah ketika musim basah tiba. Suhu rata-rata di hutan sabana cenderung hangat dan akan tetap sama sepanjang tahun. Padang rumput sabana tetap memiliki potensi hujan meskipun bersuhu panas, yaitu sekitar 100 mm hingga 150 mm/tahun. Sabana memiliki berbagai macam tipe tergantung dari kondisi iklim tropis di kawasan tersebut. Padang sabana tersebar di beberapa daerah, yaitu wilayah Afrika Timur, Amerika Selatan, Afrika dan Australia. Baca juga Apa itu Gambut? Pengertian, Ciri-ciri, Jenis dan Manfaat Lahan Gambut Padang sabana memiliki ciri-ciri khusus yang membuatnya mudah dibedakan dengan jenis hutan lain seperti hutan lindung. Berikut ini beberapa karakteristik hutan sabana diantaranya yaitu 1. Hutan Sabana hanya Terdapat di Daerah Khatulistiwa dan Beriklim Tropis Sabana memiliki keunikan yang membedakannya dengan hutan lain, yaitu hanya bisa ditemukan di kawasan yang dilewati garis khatulistiwa atau beriklim tropis. Daerah yang dilewati garis khatulistiwa akan memiliki curah hujan yang rendah karena beriklim tropis. Hutan sabana dapat terbentuk karena curah hujan yang rendah dan bersuhu cenderung hangat. Padang rumput sabana lebih cenderung berada di kawasan yang panas daripada kawasan yang bersuhu lembab atau tidak terlalu panas. letaknya juga berada di daerah datar atau sedikit berbukit. Di hutan ini terdapat berbagai macam spesies rumput. Sekitar spesies rumput dapat ditemukan. 2. Iklim yang Bertolak Belakang Curah hujan yang musiman dan curah hujan yang intensitas turunnya sedang atau cenderung tidak teratur menyebabkan hutan ini memiliki dua iklim yang bertolak belakang, yaitu musim kering dan musim basah. Ketika musim kering tiba, curah hujan yang turun sangat sedikit yaitu sekitar 4 inci. Bahkan, saat akan memasuki bulan desember sampai februari dan terkadang hujan tidak turun sama sekali. Namun, pada musim kering cuaca terasa lebih dingin daripada musim basah. Pada musim basah tiba, curah hujan yang turun sekitar 100 mm-150 mm/tahun. Musim basah dimulai pada bulan mei, yaitu ketika musim panas datang. Ekosistem hutan sabana terbentuk secara alami disebabkan karena perkembangannya yang tidak membutuhkan banyak air. Kondisi seperti ini berdampak pada tumbuhan dan hewan yang hidup di lingkungan tersebut. 3. Jenis Flora Didominasi Rumput-rumputan Tumbuhan yang dapat bertahan hidup di lingkungan tanah yang bersuhu panas adalah rerumputan. Rumput dapat tumbuh dengan baik tanpa kapasitas air yang cukup. Tidak hanya rumput, namun ada beberapa jenis spesies tumbuhan lain yang dapat berkembang di hutan ini, yaitu tanaman akasia dan palem-paleman. Pohon palem mampu bertahan hidup di padang rumput sabana karena tidak membutuhkan air setiap hari dan kuat terhadap kondisi tanah yang kering. Ketika tanaman palem sudah berusia dewasa, akar akan secara mandiri mencari sumber air di dalam tanah. Selain palem, tanaman dari kelompok akasia juga dapat tumbuh dengan kondisi curah hujan yang sedikit. Akasia juga tidak memerlukan perawatan yang intens dan mumpuni. Namun, untuk tumbuh subur, akasia membutuhkan tanah yang banyak mengandung unsur hara. Meskipun kedua jenis tanaman tersebut mampu beradaptasi di kondisi yang kering, jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan rumput-rumput. 4. Hewan yang Tinggal di Sabana Mampu Menghemat Konsumsi Air Selain tumbuhan, di hutan ini juga hidup beberapa jenis hewan. Hewan-hewan yang hidup di kawasan sabana mempunyai ciri khas, yaitu mampu bertahan hidup di padang rumput yang kering. Seperti hewan singa, hyena, macan tutul, buaya, zebra, jerapah, unta, gajah afrika dan wildebeest. Pada umumnya, hewan-hewan yang tinggal di hutan sabana akan hidup berkelompok untuk menjaga keberlangsungan kehidupannya. 5. Suhu Udara Cenderung Panas Sepanjang Tahun Meskipun mengalami musim hujan yang turun secara tidak teratur, sabana tetap bersuhu panas sepanjang tahun. Fenomena ini yang menyebabkan padang rumput sabana tumbuh di daerah beriklim tropis atau subtropis. 6. Memiliki Resapan Air porositas dan Pengairan drainase yang Cukup Baik Karena memiliki resapan air porositas dan pengairan drainase yang cukup baik, tanah hutan ini menjadi tidak lembab dan becek. Kondisi ini yang membedakan hutan sabana dengan hutan lainnya. Lalu ketika musim hujan tiba, air cenderung tidak tergenang. Sebab, air hujan yang turun dan membasahi hutan sabana akan langsung terserap ke dalam tanah. 7. Hutan Sabana Dapat Berubah Hutan sabana mempunyai kemampuan yaitu berubah menjadi berbagai bentuk. Padang rumput sabana akan berubah menjadi semak belukar ketika curah hujan yang turun sedikit. Kemudian hutan ini berubah menjadi hutan basah ketika curah hujan yang turun cukup tinggi. Baca juga 10 Gulma yang Bermanfaat untuk Pengobatan Tradisional Jenis-jenis Hutan Sabana Hutan sabana dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu A. Berdasarkan Jenis Vegetasi Penyusunannya Hutan sabana terbagi menjadi dua berdasarkan jenis vegetasi penyusunannya, yaitu sabana murni dan sabana campuran. 1. Hutan Sabana Murni Padang rumput yang hanya mempunyai satu jenis vegetasi penyusun. 2. Hutan Sabana Campuran Ekosistem padang rumputnya mempunyai beragam jenis vegetasi penyusun. B. Berdasarkan Tipe Ekologinya Hutan sabana terbagi menjadi tiga berdasarkan tipe ekologinya, yaitu semi seasonal, seasonal dan hyperseasonal. 1. Tipe Semi Seasonal. Hutan sabana yang dipengaruhi oleh iklim lemah dan berkaitan dengan kondisi air. 2. Tipe Seasonal Hutan sabana yang memiliki iklim jelas dan berkaitan dengan banyaknya tumbuhan yang tumbuh 3. Tipe Hyperseasonal Hutan sabana yang berkaitan dengan kondisi air berlebih atau kekurangan di sepanjang tahunnya. Manfaat Hutan Sabana Seperti jenis hutan yang lain, hutan sabana memiliki beragam manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Berikut ini beberapa manfaat sabana diantaranya yaitu Sebagai gudang penyimpan cadangan air tanah,Menjadi habitat bagi berbagai macam flora dan fauna,Menyeimbangkan alam,Mencegah bencana alam, contohnya tanah longsor atau erosi tanah,Sebagai sumber makanan bagi beragam jenis fauna,Bermanfaat untuk perekonomian warga sekitar dan pemerintah, karena dapat dijadikan tempat wisata,Bernilai estetis, sehingga dapat dijadikan sebagai spot foto yang indah dan bagus,Sebagai tempat atau bahan penelitian,Mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca. Baca juga Apa itu Emisi Karbon? Pengertian, Penyebab, Dampak Buruk dan Cara Mengurangi Jejak Karbon Wisata Padang Sabana di Indonesia Hutan sabana dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Di beberapa daerah hamparan padang rumput sabana yang dapat dikunjungi oleh masyarakat. Di bawah ini, hutan sabana yang dijadikan tempat rekreasi dan wisata di Indonesia diantaranya yaitu 1. Sabana Baluran, Jawa Timur. Hutan sabana baluran berlokasi di kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Sabana baluran bagian dari Taman Nasional Baluran. Terdapat beberapa jenis flora yang hidup di sabana Baluran. Contohnya tumbuhan bakau dan padang rumput. Selain flora, beragam fauna yang tinggal di hutan sabana baluran, yaitu kijang, macan tutul, dan banteng liar yang hidup bebas. Wisata sabana baluran ini cukup terkenal dikalangan domestik maupun mancanegara. Hutan wisata baluran juga menyediakan beberapa sarana dan prasarana seperti penginapan, dan kantin. Untuk menikmati sabana Baluran dikenakan biaya bagi warga negara indonesia sebesar Rp hari senin – sabtu. Rp hari minggu dan libur nasional. 2. Sabana Gunung Bromo, Jawa Timur Selain keindahan gunung Bromo yang tidak usah diragukan lagi, terdapat sabana yang tidak kalah indahnya. Sabana gunung bromo terletak di selatan gunung Bromo. Sabana yang terletak di gunung Bromo bernama Lembah Jemplang. 3. Sabana Cidaon, Taman Nasional Ujung Kulon Badak bercula satu merupakan hewan endemik yang tinggal di Taman Nasional Ujung Kulon. Tidak hanya badak bercula satu, di taman nasional Ujung Kulon juga terdapat banteng liar. Sabana cidaon berada di depan dermaga pulau Peucang. Pemandangan sabana Cidaon tidak perlu diragukan lagi, sangat mempesona karena belum terjamah oleh manusia. Di taman nasional Ujung Kulon disediakan berbagai tipe resort yang bisa disewa. Tiket untuk warga negara indonesia tarifnya dari Rp sampai Rp 4. Sabana Gunung Merbabu, Taman Nasional Gunung Merbabu Sabana gunung Merbabu bernama sabana selo, karena letaknya sebelum menuju puncak utama apabila mendaki dari dusun Genting, desa Tarubatang, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali. Sabana gunung Merbabu memiliki keindahan yang dapat memikat hati bagi melihatnya. Ada beberapa macam hewan dan tumbuhan, tidak hanya itu, sabana ini juga memiliki lembah dan pegunungan yang dapat dijumpai setelah menuruni puncak utama gunung Merbabu. 5. Sabana Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur Sabana kepulaun Komodo memiliki hewan endemik, yaitu komodo. Sabana ini sudah sangat terkenal dan mendunia. Pemandangan hutan sabana di pulau Komodo begitu indah. Sabana ini didominasi oleh tumbuhan liar, contohnya ilalang dan lontar. 6. Sabana Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Tidak hanya di pulau komodo saja, sabana juga ada di sumba timur. Sabana Sumba Timur merupakan kawasan padang rumput yang letaknya terluar di wilayah Indonesia bagian timur. Kawasan sekitar sabana sumba timur dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai lahan ternak. Sehingga, tidak jarang dapat ditemui hewan ternak yang berkeliaran bebas, contohnya sapi, kerbau, kuda sumbawa dan hewan liar lainnya. 7. Sabana Tanjung Ringgit, Lombok, Nusa Tenggara Barat Sabana Tanjung Ringgit sedikit berbeda dari sabana lainnya, karena merupakan kawasan perpaduan antara hamparan rumput yang luas dan pantai, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai tempat wisata. Di sabana Tanjung Ringgit, tidak hanya hamparan rumput yang luas, namun juga terdapat tebing pantai yang curam. 8. Sabana Sembalun, Gunung Rinjani Sabana Sembalun terletak di jalur pendakian menuju gunung Rinjani. Luas sabana ini sekitar 6 km di sisi timur jalur pendakian. Hutan sabana Sembalun terbentang luas mulai dari basecamp Sembalun sampai dengan pos 3 di ketinggian mdpl. Pemandangan yang diberikan sangat menawan apabila cuaca cerah. Ringkasan Menurut KBBI, hutan sabana merupakan hutan yang berlokasi di kawasan atau daerah gersang dengan jumlah pohon yang sedikit, kebanyakan rumput dan ilalang. Sedangkan pengertian sabana sendiri di KBBI adalah padang rumput yang ada pepohonannya. Sabana muncul di daerah yang memiliki perpaduan antara iklim tropis dan sub-tropis. Curah hujan yang sedikit dan suhu merupakan faktor terbentuknya sabana. Hutan sabana memiliki ciri-ciri, yaitu Hanya ada di daerah khatulistiwa dan beriklim tropis,Memiliki iklim yang bertolak belakang,Suhu cenderung panas dan akan tetap sama sepanjang tahun,Memiliki resapan air porositas dan pengairan drainase yang cukup baik,Dapat berubah bentuk menjadi semak belukar atau hutan basah. Karena memiliki suhu yang panas dan kering, flora yang mampu bertahan hidup di hutan ini adalah rerumputan. Tetapi ada juga beberapa jenis pohon, yaitu akasia dan palem-paleman, namun jumlahnya hanya sedikit. Selain flora ada juga fauna yang mampu bertahan di padang rumput yang kering, seperti jerapah, buaya, singa, hyena, macan tutul, zebra, unta, gajah afrika dan wildebeest. Mereka hidup secara berkelompok. Indonesia memiliki wisata hutan sabana yang terpencar di beberapa daerah di Indonesia, yaitu Sabana Baluran, Jawa TimurSabana Gunung Bromo, Jawa TimurSabana Cidaon, Taman Nasional Ujung Kulon, BantenSabana Gunung Merbabu, Taman Nasional Gunung MerbabuSabana Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara TimurSabana Sumba Timur, Nusa Tenggara TimurSabana Tanjung Ringgit, Lombok, Nusa Tenggara BaratSabana Sembalun, Gunung Rinjani Baca juga 10+ Tanaman Endemik Langka Asli Indonesia Referensi dan rujukan artikel ini. Penulis Marchyta Putri Prabowo Editor M. Nana Siktiyana Sabana atau banyak disebut dengan savanna merupakan salah satu jenis hutan yang diklasifikasikan menurut iklim. Sabana dapat kita jumpai di Indonesia terutama Indonesia bagian timur. Tidak banyak yang mengetahui dan mengenal savanna. Sebagian beranggapan bahwa savanna merupakan padang rumput, padahal savanna tidak hanya padang rumput saja. Ekosistem ini merupakan jenis ekosistem yang banyak ditemukan di daerah tropis yang memiliki curah hujan yang sedikit, tetapi tidak ekstrim. Selain itu savanna didominasi oleh padang rumput yang diselingi oleh tumbuhnya beberapa jenis pohon berkayu. Terbentuknya ekosistem ini dipengaruhi besar oleh temperature dan curah hujan yang sedikit. Iklim akan mempengaruhi kondisi tanah dan vegetasi yang ada di ekosistem ini. Vegetasi yang ada di ekosistem ini akan beradaptasi dengan mengeringkan ujung daun dan menggugurkan daun, tapi tidak sampai ke bagian pangkal daun. Lalu, vegetasi akan memiliki sistem perakaran yang panjang untuk mencari air ke dalam tanah. Semak dan rumput merupakan tumbuhan cepat tumbuh yang cocok untuk hidup di kondisi tersebut. Rumput dan semak muda ini merupakan pakan bagi fauna yang terdapat pada ekosistem ini. Menurut Wikipedia, sabana adalah hamparan padang rumput yang didominasi oleh tanaman perdu, rerumputan, dan semak. Terdapat pula beberapa jenis pohon yang tumbuh secara jarang, seperti pohon akasia dan pohon palem-paleman. Pengertian sabana yang lebih sederhana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah padang rumput yang ada pepohonannya. Proses terbentuknya hutan tersebut berasal dari daerah yang memiliki perpaduan antara iklim tropis dan subtropis. Savanna terbentuk secara alami dengan tingkat curah hujan yang rendah, yakni ialah hanya sekitar 30 mm/tahun. Curah hujan yang rendah menyulitkan tumbuhan untuk menyerap air sehingga hanya jenis rerumputan yang bisa bertahan hidup dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya yang kering. Curah hujan yang rendah akan menyebabkan terbentuknya savanna. Namun, iklim yang terbentuk tidak cukup basah untuk menjadi hutan terlalu dan terlalu kering untuk menjadi padang pasir, sehingga terbentuklah hutan sabana ini. 2. Karakteristik Hutan Sabana Karakteristik hutan sabana yang membedakannya dengan hutan lainnya yaitu hanya dapat ditemukan di wilayah dengan iklim tropis atau wilayah yang dilewati garis khatulistiwa. Savanna tumbuh di wilayah panas dengan ciri-ciri memiliki curah hujan yang rendah dan karena berada di garis khatulistiwa hutan sabana mempunyai suhu udara yang hangat sepanjang tahun. Selain itu, savanna terdapat di kawasan yang datar atau sedikit berbukit. Tidak hanya itu, kawasan tersebut memiliki berbagai macam spesies rumput. Di savanna dapat ditemukan setidaknya spesies rumput atau bahkan lebih. Karakteristik lainnya adalah memiliki dua musim yang bertolak belakang, yaitu musim kering dan musim basah. Hal ini disebabkan oleh curah hujan musiman atau curah hujan yang tidak teratur. Pada saat musim kering curah hujan yang turun sangatlah sedikit, sedangkan pada musim basah curah hujan sekitar 100 mm-150 mm per tahunnya. Curah hujan musiman dan tidak teratur ini tidak terjadi pada hutan lainnya seperti hutan musim. Hutan musim memiliki musim kemarau dan penghujan yang cenderung seimbang. Curah hujan seperti ini akan menciptakan padang rumput luas. Ekosistem sabana ini dapat terbentuk dengan sendirinya karena pertumbuhannya tidak membutuhkan terlalu banyak air. Sedangkan jenis pohon yang dapat tumbuh juga hanyalah jenis akasia dan palem-paleman. Jenis pohon tersebut tidak terlalu membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Karakteristik selanjutnya, suhu udara cenderung panas sepanjang tahun. Salah satu ciri khusus yang dimilikinya yakni suhu yang panas sepanjang tahun. Walaupun terdapat hujan yang datang secara musiman, namun rata-rata suhu udara yang ada di wilayah ini tergolong suhu yang panas. Maka dari itu ekosistem padang rumput ini tumbuh di daerah beriklim tropis atau subtropis yang mempunyai suhu panas. Savanna berpotensi menjadi hutan basah atau semak belukar apabila hujan yang turun di wilayah tersebut menjadi tinggi sekali atau rendah sekali. Ketika curah hujan menjadi sangat tinggi, maka savanna akan berubah menjadi hutan basah. Sedangkan ketika curah hujan menjadi sangat rendah, kemungkinan hanya akan ada semak belukar dan rerumputan. Hal ini menegaskan bahwa savanna sangat dipengaruhi oleh temperature dan curah hujan wilayah. Savanna memiliki kemampuan untuk menyerap air porositas dan pengairan drainase yang baik. Porositas dan drainase yang baik membuat tanah yang berada pada ekosistem padang rumput ini memiliki kecenderungan tidak akan tergenang air. Seperti jenis hutan yang lainnya, savanna pun juga merupakan tempat tinggal bagi hewan-hewan. Savanna memiliki banyak fauna khas yang hidup baik berupa herbivora maupun karnivora. [read more] 3. Jenis-jenis Sabana Jenis-jenis bioma sabana dapat dibedakan berdasarkan jenis vegetasi penyusunnya dan berdasarkan tipe ekologi iklim dan jenis tanah. Berdasarkan jenis vegetasi penyusunnya Berdasarkan jenis vegetasi penyusunnya, hutan sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran. Sabana murni yaitu padang rumput yang hanya memiliki satu jenis vegetasi penyusun saja. Sabana campuran yaitu jenis ekosistem padang rumput yang memiliki berbagai jenis vegetasi penyusun di dalamnya. Berdasarkan tipe ekologi Berdasarkan tipe ekologi yang berkaitan dengan jenis tanah dan iklimnya, sabana dibedakan menjadi tiga yaitu semi seasonal, seasonal, dan hyperseasonal. Semi seasonal, yaitu sabana yang dipengaruhi oleh iklim lemah dan berkaitan dengan kondisi air. Seasonal, yaitu sabana yang mempunyai iklim yang jelas berkaitan dengan banyaknya tumbuhan yang tumbuh Hyperseasonal, yaitu sabana yang berhubungan dengan kondisi air yang berlebih atau kekurangan disepanjang tahunnya. 4. Flora dan Fauna Flora dan fauna yang dapat hidup di dalam ekosistem savanna adalah flora dan fauna khas yang bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan kondisi savanna. Flora/ tumbuhan yang dapat hidup antara lain adalah rumput dan beberapa pohon. Jenis flora di ekosistem padang rumput ini umunya adalah Pohon Eucalyptus pohon yang dominan dan berasal dari daerah Australia dan Pohon Baobab Adansonia digtata, yang dominan dan berasal dari daerah Kenya. Kedua pohon dominan tersebut memiliki ciri – ciri tajuk yang berbentuk seperti payung yang melebar, batangnya tebal dan relatif kasar. Vegetasi yang jarang tumbuh disebabkan oleh kondisi musim panas yang lebih lama jika dibandingkan dengan musim hujan dan rendahnya curah hujan di daerah tersebut. Sedangkan vegetasi yang dominan tumbuh adalah jenis vegetasi rumput-rumputan dengan berbagai spesies, seperti suku Gramineae dan terkadang dijumpai suku Cyperaceae. Rerumputan dengan jenis pertumbuhan daun-daun kasar dan kaku akan cenderung bersifat dominan. Hal ini karena curah hujan yang sedikit yang menimpa wilayah hutan ini menjadikan rumput satu- satunya tanaman yang dapat tumbuh subur. Selain itu juga terdapat jenis Pennisetum purpureum, Acacia sp, dan suku Leguminoceae. Namun terdapat juga beberapa pohon seperti akasia dan palem meski dalam jumlah yang sedikit. Sama seperti flora, padang rumput juga memiliki fauna atau hewan khasnya sendiri. Hewan atau fauna di ekosistem savanna didominasi oleh binatang-binatang herbivora. Binatang herbivora yang berhabitat di padang rumput biasanya didominasi oleh hewan yang memakan rerumputan sebagai makanannya. Contoh hewannya antara lain zebra, kuda, rusa, kambing liar, kerbau, gajah, jerapah, dan lainnya. Sementara binatang karnivora akan mencari makan dengan memburu binatang-binatang pemakan rumput. Beberapa binatang karnivora yang tinggal di padang rumput ini antara lain hyena, macan, singa, dan anjing hutan. 5. Manfaat Hutan Sabana Sama seperti hutan lainnya yang memiliki manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan, savanna juga memiliki berbagai manfaat terhadap lingkungan terutama dalam mencegah terjadinya pemanasan global. Hutan hujan tropis telah lama dikenal sebagai ekosistem yang dapat mengurangi polusi dengan menyerap karbon dioksida yang ada di Bumi sehingga mengurangi efek rumah kaca yang dihasilkan. Namun, hutan hujan yang didominasi dengan pepohonan yang tumbuh subur dari tahun ke tahun, membuatnya sulit untuk mencari lahan kosong untuk menanam tumbuhan lain sebagai penyimpan karbon. Berbeda dengan savannya, dimana lahan semi-kering yang cenderung subur di tahun basah ini masih terdapat ruang untuk lebih banyak tumbuhan yang bisa tumbuh dan dijadikan wadah penampung karbon dioksida. Selain itu, dengan kecenderungan jenis tanaman di padang rumput yang lebih subur di musim hujan, ada fluktuasi besar dalam proses penyerapan karbon dioksida yang terjadi antara musim hujan dan musim kering. Seharusnya pelestarian ekosistem savanna yang masih dianggap sepele sekarang sudah harus mulai diperhatikan. Hal ini karena perannya yang tak kalah penting sebagai penghambat pemanasan global Bumi. Salah satu peneliti studi, Josep G Canadell, mengatakan bahwa lahan-lahan savanna semakin berperan penting di masa depan saat Bumi menjadi semakin panas. Meluasnya lahan semi-kering ini berarti membantu mengembalikan fungsi planet. Selain itu beberapa manfaat lainnya yang dimiliki oleh hutan sabana yaitu Mencegah bencana seperti tanah longsor dan juga erosi tanah Menjadi rumah/ habitat bagi berbagai macam binatang dan juga tumbuhan Sebegai penyeimbang alam Menyimpan cadangan air tanah Sebagai sumber makanan bagi berbagai macam binatang Menambah nilai estetis keindahan alam Sebagai tempat wisata yang dapat menambah pemasukan bagi pemerintah dan masyarakat setempat Sebagai tempat spot fotografi yang bagus dan alami, meningkatkan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar wilayah hutan sabana tersebut Sebagai bahan/ tempat penelitian 6. Sebaran Ekosistem Sabana di Dunia Terdapat Benua-Benua yang memiliki sebaran ekosistem savanna seperti Afrika, Australia, dan Amerika Selatan. Salah satu yang terkenal berada di wilayah Afrika Timur. Savanna di wilayah Afrika Timur didominasi oleh pohon akasia. Salah satunya adalah Taman Nasional Serengeti, Tanzania, Afrika Timur. Taman Nasional tersebut merupakan habibat dari berbagai macam satwa, seperti gajah, kerbau, singa, zebra, dan jerapah. Ekosistem padang rumput ini juga terdapat di beberapa negara lain, seperti di wilayah Amerika Selatan, Afrika, dan Australia. Selain itu, Asia Tenggara juga memiliki savanna, tepatnya di wilayah Indonesia. 7. Sebaran Ekosistem Sabana di Indonesia Tidak hanya di Dunia, Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa. Hal tersebut menciptakan adanya hutan sabana yang tersebar merata di berbagai daerah Indonesia. Beberapa penyebaran sabana di Indonesia ada di provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan beberapa daerah lainnya. 8. Permasalahan di Bioma Sabana Pada sabana umumnya terjadi kebakaran hutan yang muncul sebagai akibat dari ulah manusia. Sebagai contoh, terjadinya kebakaran pada luas savanna di daerah tropis Australia dan New Guinea yang diduga dilakukan oleh suku Aborigin. Ada pula kebakaran savanna di India yang juga adalah hasil dari ulah manusia. Kebakaran ini biasanya terjadi terbatas pada lapisan herba. Kebakaran dapat mencegah pembentukan tajuk pohon secara terus menerus yang akan mencegah pertumbuhan rumput/ herba terus menerus. Menurut banyak ahli pembakaran hutan dapat menciptakan struktural lebih teratur pada savanna terbuka. Sebagai contoh, perilaku Aborigin membakar hutan dapat menciptakan mosaik habitat baru yang mungkin dapat memunculkan peningkatan keanekaragaman hayati dan mengubah struktur hutan serta jangkauan geografis dari berbagai spesies hutan. Tidak hanya di Dunia, pada tahun 2018 silam terjadi kebakaran padang savana di areal gugusan kepulauan di dalam wilayah Taman Nasional Komodo. Kebakaran ini menghanguskan padang rumput di Loh Pede Pulau Komodo seluas 10 hektar. Tidak hanya kebakaran hutan, perburuan liar juga sering terjadi di hutan sabana. Perburuan satwa liar, terutama jenis-jenis hewan yang terdapat di hutan sabana. Satwa liar ini nantinya akan menjadi santapan orang-orang biasa disebut bushmeat ataupun mengambil bagian tertentu dari satwa liar untuk dijual langsung atau diolah dan dijadikan produk yang dijual dengan harga tinggi. Perburuan liar ini apabila ditelusuri lebih jauh akan menjadi perdangangan satwa secara illegal. 9. Spot Sabana Terbaik di Indonesia Manfaat hutan sabana juga bisa dijadikan lokasi wisata. Berikut adalah spot sabana terbaik di Indonesia yang bisa dikunjungi dan dijadikan lokasi wisata Sabana Baluran – Jawa Timur Taman Nasional Baluran memiliki lokasi di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Taman Nasional ini dibatasi oleh Selat Madura di sebelah Utara, Sungai Bajulmati di sebelah selatan, Sungai Klokoran di sebelah barat, dan Selat Bali di sebelah Timurnya. Ekosistem yang ada di Taman Nasional ini cukup beragam, diataranya padang rumput, hutan rawa, dan hutan bakau. Hewan-hewan liar pun masih dapat ditemukan seperti macan tutul, kerbau, banteng, dan kijang. Taman Nasional Baluran didominasi hampir 40% oleh hutan sabana. Sabana ini merupakan salah satu yang terkenal dan cukup luas. Terdapat pula hutan mangrove yang luasannya cukup besar di Taman Nasional Baluran. Sabana Sembalun – Gunung Rinjani Sabana memang banyak di temukan pada kawasan yang berdekatan dengan gunung. Di Indonesia sendiri banyak ditemukan pada lokasi yang berdekatan dengan gunung-gunung yang cukup terkenal. Sembalun adalah contoh sabana yang berada di dekat gunung. Sembalun merupakan sabana yang menjadi jalur pendakian Gunung Rinjani di bagian Timur. Padang rumput dalam jalur pendakian ini terbentang sejauh 6 km dari basecamp Sembalun mencapai Pos 3 pada ketinggian mdpl. Sabana Sembalun merupakan daya tarik yang cukup besar bagi wisatawan karena keindahannya. Apabila dilihat dari Gunung Rinjani, akan terlihat luasnya padang rumput ini. Meskipun tidak ada pohon maupun tempat untuk berteduh di padang rumput ini, Gunung Rinjani pun dicatat sebagai Gunung yang paling cantik di Indonesia karena sabananya. Sabana Cikasur – Gunung Argopuro Gunung Argopuro mungkin bukanlah gunung yang menjadi pilihan terbaik apabila ingin didaki. Namun Gunung Argopuro adalah gunung dengan keunikan yang beragam. Salah satunya adalah gunung ini memiki sabana yang tersebar di tempat-tempat yang berbeda. Pada musim hujan, keunikan pada gunung ini semakin terlihat karena ilalang yang ada di padang sabana akan berubah warna menjadi gradasi hijau tua dan hijau muda yang sangat elok dipandang. Semakin indah ketika musim kemarau, karena ilalang tersebut akan berubah menguning. Untung-untungan, bila kabut sedang turun, pesona Sabana Cikasur semakin indah. Keunikan lainnya, jika beruntung wisatawan dapat bertemu dengan kumpulan burung merak. Sabana Gunung Merbabu – Taman Nasional Gunung Merbabu Taman Nasional Merbabu juga memiliki padang rumput yang cukup luas. Meskipun apabila dibandingkan, luasnya tidak seluas padang rumput di gunung lainnya. Namun yang membedakannya adalah, pemandangan yang diberikan oleh sabana di Gunung Merbabu sangatlah indah. Sabana yang ada juga tersebar di berbagai tempat di Gunung Merbabu dan mudah untuk ditemukan. Salah satunya yang berada di punggung dan lembah setelah meleewati puncak Gunung Merbabu yang ditandai dengan triangulasi. Selain itu juga terdapat apabila menuju ke puncak utama melalui jalur pendakian dari Dusun Genting, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Padang rumput yang ada di Gunung Merbabu biasa dikenal dengan Sabana Selo. Sabana Pulau Kenawa – NTB Pulau Kenawa merupakan pulau kecil yang berada di Sumbawa Barat di Provinsi NTB. Keindahan pantainya yang membuat pulau ini menjadi terkenal bagi wisatawan. Selain itu juga terdapat pula pemandangan sabana yang ada membuat kecantikan pulau ini menjadi lebih indah. Padang sabana yang ada di Pulau Kenawa ini bisa dibilang sebagai padang sabana yang sangat unik. Hal ini dikarenakan sabana yang berada di Pulau atau di tengah lautan, yakni Pulau Kenawa. Pemandangan andalan yang berada di Pulau ini yang sangat indah untuk dinikmati terdapat pada pantai dan padang sabananya. Sabana Tanjung Ringgit – Lombok Tanjung Ringgit merupakan sabana lain yang berada di Pulau Lombok. Tidak kalah dengan padang rumput yang berada di Pulau Kenawa, Sabana Tanjung Ringgit yang cukup terkenal ini memiliki pemandangan pantai yang sangat indah dari atas hamparan padang rumput yang sangat luas. Sabana Sumba Timur – NTT Wilayah Indonesia Timur merupakan wilayah yang memiliki banyak sabana. Di antara banyaknya sabana, Sumba Timur adalah padang rumput yang paling luas. Terdapat banyak titik menarik yanga ada untuk menikmati luasnya hamparan padang rumput yang ada. Sabana yang luas berupa padang rumput di Sumba Timur banyak dimanfaatkan sebagai lahan untuk berternak oleh warga lokalnya. Hewan-hewan ternak berupa sapi, kerbau, maupun kuda liar sumbawa dibebas liarkan di padang sabana ini. Sabana Kepulauan Komodo – NTT Pulau Komodo yang hanya satu-satunya di dunia, berada di Nusa Tenggara Timur, di wilayah timur Indonesia. Pulau Komodo merupakan kawasan wisata yang memang sudah dikenal oleh dunia bahkan juga dinobatkan sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Pulau ini terkenal dengan adanya fauna endemik yang hanya hidup di pulau tersbut, yakni Komodo itu sendiri. Selain dari fauna endemik yang ada, Pulau Komodo juga terkenal karena hutan sabana yang terhampar luas dan indah di wilayah kepulauannya. Hutan Sabana di Pulau Komodo didominasi oleh tumbuhan ilalang dan lontar yang tumbuh subur dan cukup luas. Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo juga merupakan sabana yang berada di pegunungan, tepatnya berada di jalur pendakian Gunung Semeru. Sabana ini biasa digunakan oleh para pendaki untuk beristirahat selama perjalanan. Kawasan Oro-oro Ombo juga cukup terkenal, karena setiap pendaki ke Gunung Semeru melewati wilayah sabana ini. Luas Sabana Oro-oro Ombo dikatakan cukup besar yaitu sekitar 100 hektar. Itulah penjelasan terkait sabana. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Salam Lestari! Editor Mega Dinda Larasati [/read] Baca juga Mengubah, menggayakan, menambah, menyederhanakan bentuk, memadukan aneka bahan, mengatur ulang komposisi warna, motif, dapat pula menciptakan hal yang baru yang sangat berbeda dengan aslinya merupakan pengertian dari? Pada 2019, ditemukan sejumlah fosil gajah [Elephas maximus] di Pulau Bangka. Penemuan ini memperkuat teori adanya jembatan daratan antara Pulau Bangka dengan Pulau Sumatera yang masih hidup gajah. Hilangnya gajah dan dan spesies megafauna lainnya, seperti harimau, badak, tapir, di Pulau Bangka, belum dapat diprediksi. Apakah karena perubahan iklim, diburu, atau bermigrasi ke Sumatera. Berdasarkan teori Sundaland, Pulau Bangka terhubung oleh savana yang luas sebagai koridor spesies megafauna lainnya. Pulau Bangka berada di tengah koridor savana yang membentang dari wilayah biogeografi Indochina ke Pulau Jawa. Selama masa Pleistosen tengah dan awal Pleistosen akhir, sejumlah spesies mengalami kepunahan, saat terjadi perubahan lingkungan [naiknya permukaan air laut]. Salah satu spesies yang terdesak bahkan hilang akibat perubahan tersebut adalah semua taksa hominini [primata] yang ada di Asia Tenggara. Pada 2019, ditemukan sejumlah fosil kerangka gajah di Desa Nibung, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Fosil tersebut terdiri dari gigi, tulang belakang, tulang lengan, dan sejumlah fragmen tulang lainnya. Penemuan ini sungguh mengejutkan, sebab selama ratusan tahun terakhir, tidak ditemukan gajah di Pulau Bangka, seperti di Pulau Sumatera. Apakah dulunya ada daratan penghubung Pulau Bangka dengan Pulau Sumatera? “Dari hasil penelitian kami, usia fosil diperkirakan – tahun lalu. Ini adalah Elephas maximus, subspesies gajah asia yang sama dengan gajah sumatera yang masih hidup hingga hari ini,” kata Julien Louys, dari Griffith University, Australia, dalam webinar Paleo Talk Institut Teknologi Bandung [ITB], tahun 2020 lalu. Dari fosil tersebut, diketahui bahwa spesimen dari Elephas maximus yang mereka temukan di Pulau Bangka, hidup pada masa Pleistosen akhir [penghujung zaman es] dengan kondisi lingkungan berupa hutan yang sangat lembab atau basah. “Artinya, Pulau Bangka dulunya adalah wet forest, kondisi yang sangat berbeda dengan hari ini. Di mana terdapat banyak aktivitas pertambangan timah yang memberikan dampak buruk bagi hutan di Pulau Bangka,” lanjutnya. Julien Louys menjelaskan, ketika berada di lokasi penelitian [Desa Nibung], mereka sempat kesulitan menemukan formasi sedimen yang diduga terdapat fosil. Hal ini dikarenakan, di sekitar lokasi sudah ditambang timah, sehingga merubah formasi sedimen secara signifikan. “Pada saat pencarian kami tidak menemukan fosil apa pun. Namun, kami berhasil mendapatkannya dari seorang warga yang berbaik hati memberikan fosil tersebut,” katanya. Saat ditelusuri, lokasi ditemukannya fosil sudah berubah menjadi kolong [lubang eks tambang]. “Kemungkinan besar ada banyak fosil yang terkubur di Pulau Bangka, akan tetapi akan lebih sulit mencarinya, karena formasi tanah yang sudah teraduk-aduk oleh aktivitas penambangan timah,” lanjutnya. Baca Di Masa Lalu, Apakah Pulau Bangka dan Sumatera Terhubung? Ilustrasi kehidupan di sekitar koridor savana Sundaland, dimana terdapat homo erectus, stegodon, badak, serta spesies penggembala seperti kerbau purba. Foto Screenshoot webinar Paleo Talk/Julien Louys Penyebab kepunahan gajah di Pulau Bangka Hingga saat ini, tidak ada satu pun spesies megafauna [gajah, harimau, tapir dsb.] yang tersisa di Pulau Bangka. Mengapa? Dijlelaskan Julien Louys, berdasarkan hasil penelitian terhadap fosil gigi gajah Elephas maximus di Pulau Bangka, menunjukan selama masa hidup gajah tersebut, terjadi kondisi alam terkait perubahan iklim setiap 15 tahun sekali. “Perkiraan kami, peristiwa tersebut bisa saja “siklus 11 tahun matahari” atau “El-Nino”, yang dampaknya cukup nyata bagi iklim dan vegetasi global,” katanya. Baca Tambang Timah yang “Melubangi” Jejak Rempah Nusantara di Pulau Bangka Spesimen fosil gajah yang ditemukan di Desa Nibung, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah. Foto Screenshoot webinar Paleo Talk/Julien Louys Mika Rizki Puspaningrum, peneliti Paleontologi dan Geologi Kuarter dari ITB [Institut Teknologi Bandung] mengatakan, penyebab kematian gajah di Pulau Bangka belum diketahui secara pasti. “Penemuan satu spesimen saja belum cukup untuk menentukan penyebab kematian gajah tersebut. Diperlukan temuan-temuan fosil lainnya atau sebuah site yang terdapat banyak sebaran fosil atau alat-alat perburuan dan sebagainya,” katanya, Rabu [13/10/2021]. Oleh karena itu, penyebab kematian gajah di Pulau Bangka, “Bisa karena perburuan atau perubahan iklim.” “Atau bisa juga karena daya dukung lingkungan yang kurang. Karena spesies megafauna seperti gajah, memerlukan wilayah jelajah luas, serta sumber makanan yang cukup,” lanjutnya. Apakah ada kemungkinan spesies-spesies tersebut melakukan migrasi atau berpindah ke pulau yang lebih besar seperti Sumatera, yang memiliki wilayah jelajah lebih luas? “Proses migrasi tersebut bisa saja terjadi, apabila terdapat sebuah jembatan darat yang menghubungkan kedua pulau tersebut. Sementara saat ini, Pulau Bangka sudah terisolasi dari pulau lainnya,” tegasnya. Baca Rempah dan Jejak Peradaban Bahari di Kepulauan Bangka Belitung Fosil gajah di Pulau Bangka adalah Elephas maximus, spesies yang sama dengan gajah di Sumatera. Foto Nopri Ismi/Mongabay Indonesia Teori koridor savana Pulau Bangka menjadi wilayah penelitian yang strategis dalam upaya mengetahui bagaimana kondisi lingkungan Paleo Sumatera selama periode Pleistosen. Hal ini dikarenakan, daratan Pulau Bangka berada di tengah koridor savana yang membentang dari wilayah biogeografi Indochina ke Pulau Jawa. Berdasarkan Jurnal Nature edisi 7 Oktober 2021, berjudul “Environmental drivers of megafauna and hominin extinction in Southeast Asia” oleh Julien Louys dan Patrick Roberts yang dipublikasikan tahun 2020, koridor savana ini mulai terbentuk pada Pleistosen awal di Sundaland, sementara di wilayah Indohcina masih berupa hutan kanopi campuran. Baca Kisah Pilu Dugong di Perairan Pulau Bangka Daratan Pulau Bangka yang didominasi penambangan timah. Para peneliti menduga ada sejumlah fosil yang tertimbun atau hilang akabiat aktivitas ini. Foto Nopri Ismi/Mongabay Indonesia Dikutip dari Wikipedia, yang mengutip sejumlah penelitian, Sundaland meliputi Paparan Sunda, sebuah perpanjangan landas kontinen Asia Tenggara yang stabil secara tektonik dan pernah ada selama periode glasial 2 juta tahun lalu. Wilayahnya, selain Semenanjung Malaya, Kalimantan, Jawa, dan Sumatera, juga Laut Jawa, Teluk Thailand, dan bagian-bagian Laut China Selatan. Luasnya sekitar kilometer persegi, setara ukuran Eropa. Koridor savana tersebut terbentuk pada Pleistosen tengah. Savana terbuka membentang di Indochina dan Sundaland. Walaupun savana di Indochina lebih banyak berhutan daripada savana Sundaland, namun beberapa hutan terbuka tetap ada. Berikutnya, hutan berkanopi tertutup muncul di Indochina selama Pleistosen akhir, sementara sebagian besar Sundaland mulai berganti dengan hutan berkanopi tertutup. “Pada masa Holosen, kedua wilayah tersebut yang awalnya terdapat koridor sabana, berubah menjadi wilayah yang didominasi oleh hutan berkanopi tertup,” tulis jurnal tersebut. Menurut Julian Loys, kehadiran koridor savana ini sangat penting. “Karena memungkinkan terjadinya perpindahan Homo Erectus serta spesies megafauna seperti Stegodon [gajah purba], badak, serta spesies kerbau purba, dari satu wilayah ke wilayah lainnya,” katanya. Baca Uniknya Gajah Borneo, Ukurannya Kerdil dan Hanya Ada di Kalimantan Foto udara Selat Bangka, yang sempat menyatu menjadi daratan Sundaland pada periode Pleistosen. Foto Nopri Ismi/Mongabay Indonesia Kepunahan dan adaptasi Dalam penelitian yang sama juga menjelaskan bagaimana sejumlah spesies mengalami kepunahan, saat terjadi perubahan lingkungan [naiknya permukaan air laut], dari yang awalnya berupa hutan, berubah menjadi savana, dan kembali menjadi hutan pada periode Pleistosen. Salah satu spesies yang terdesak bahkan hilang akibat perubahan tersebut adalah semua taksa hominini [primata] yang ada di Asia Tenggara, selama Pleistosen tengah dan awal Pleistosen akhir. “Hal ini dikarenakan hominini tidak dapat beradaptasi ke habitat hutan hujan tropis yang mendominasi Asia Tenggara saat itu, nasib hominini sama dengan hiena. Baik hiena atau hominini sangat bergantung pada habitat savana dan lingkungan hutan campuran,” tulis jurnal tersebut. Sementara itu, saat terjadi perluasan savana di wilayah Indochina utara pada Pleistosen tengah yang awalnya didominasi hutan, diperkirakan telah menyebabkan kepunahan spesies kera terbesar yang pernah ada, yakni Gigantopithecus blacki serta spesies panda purba Ailuropoda wulingshanensis. Namun, di balik kepunahan sejumlah spesies diatas, ada sejumlah spesies yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan selama periode Pleistosen hingga saat ini. Seperti Homo Sapiens yang tiba pada wilayah tersebut [Sundaland-Indochina] sekitar 72-45 ribu tahun yang lalu. Selanjutnya, ada spesies hewan berkuku genap atau spesies penggembala seperti kerbau purba [Bubalus palaeokerabau dan Duboisia santengI], serta sejumlah spesies megafauna seperti badak, gajah, dan tapir. Baca juga Apakah Orang Pendek di Hutan Sumatera Ada? Peta subregional Indochina dan Sunda, serta koridor luas koridor savana. Peta CartoGIS CAP Australian National University 20-217 Tetapi, meskipun sejumlah spesies di atas mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dari periode pleistosen hingga saat ini, spesies-spesies tersebut tergolong rentan. Ini dikarenakan hilangnya sumber makanan serta lingkungan savana yang sempat menopang kehidupan mereka, ditambah laju degradasi hutan akibat beragam aktivitas antropogenik hari ini. “Dari keragaman hominin yang dulunya tinggi di wilayah tersebut, hanya spesies kita [Homo Sapiens] yang cukup beradaptasi dengan kondisi yang berubah,” tulis jurnal tersebut. Saat ini, kembalinya ke kondisi padang rumput yang lebih terbuka [deforestasi] dengan perkembangan manusia, perkebunan, dan pertumbuhan populasi sebagai pendorong utamanya, menjadi ancaman terbesar bagi beberapa mamalia yang paling terancam punah di dunia, serta keberlanjutan jangka panjang populasi manusia di kawasan ini, dan di seluruh daerah tropis secara keseluruhan. “Kami ingin menunjukkan bahwa, sementara nasib spesies kita sendiri berubah menjadi lebih baik dengan kedatangan komunitas hutan hujan endemik yang khas, kita sekarang berada dalam bahaya, karena perlahan menghancurkan ekosistem ini untuk selamanya,” tulis jurnal tersebut. Artikel yang diterbitkan oleh Sabana adalah salah satu jenis hutan di Indonesia. Suatu padang rumput yang ditumbuhi semak atau perdu. Pertumbuhan semak ini diselingi dengan dengan beberapa jenis pohon yang menyebar. Jenis pohon yang tumbuh di padang sabana, seperti pohon palem dan akasia. Lalu, apa pengertian hutan sabana dan yang berkaitan dengan itu? Sebelum membahasnya lebih jauh, ada baiknya membaca Pengertian Hutan, Bagian, Jenis dan Fungsinya terlebih dahulu. Pengertian Hutan SabanaCiri-Ciri Hutan SabanaJenis Flora dan Fauna Padang Sabanaa. Flora Sabanab. Fauna SabanaSuhu Padang Rumput SabanaMusim Hutan SabanaManfaat Hutan SabanaWisata Hutan Sabana di Indonesia1. Sabana Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur2. Sabana Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur3. Sabana Tanjung Ringgit, Lombok, Nusa Tenggara Barat4. Sabana Sembalun, Gunung Rinjani5. Sabana Baluran, Jawa Timur6. Sabana Gunung Bromo, Jawa Timur7. Sabana Cidaon, Taman Nasional Ujung Kulon8. Sabana Gunung Merbabu, Taman Nasional Gunung Merbabu. Hutan sabana adalah kawasan hutan berupa padang rumput yang ditumbuhi oleh semak atau perdu yang diselingi sebaran beberapa jenis pohon, seperti pohon palem dan akasia. Biasanya padang sabana tumbuh di antara wilayah tropis dan subtropis, atau tumbuh di wilayah yang memiliki curah hujan yang rendah. Dilihat dari pengertiannya, hutan sabana juga dikenal dengan nama padang rumput tropis. Kawasan ini memiliki iklim yang tidak terlalu kering untuk disebut sebagai gurun pasir. Selain itu, wilayah sabana juga tidak cukup basah untuk disebut sebagai hutan murni. Terdapat bermacam tipe sabana, hal tersebut tergantung dari kondisi iklim tropis di wilayah tersebut. Salah satu hutan savana yang terkenal berada di wilayah Afrika Timur. Hutan sabana di wilayah Afrika Timur didominasi oleh pohon akasia. Salah satunya adalah Taman Nasional Serengeti, Tanzania, Afrika Timur. Taman Nasional Serengeti dihuni oleh berbagai macam satwa, seperti Gajah, Kerbau, Singa, Zebra dan Jerapah. Padang rumput sabana juga terdapat di beberapa negara lain, seperti di wilayah Amerika Selatan, Afrika dan Australia. Selain itu, Indonesia juga memiliki hutan sabana, tepatnya di wilayah Indonesia bagian timur. Ciri-Ciri Hutan Sabana Salah satu keunikan wilayah sabana adalah tumbuh berkembang di antara iklim tropis dan subtropis yang memiliki curah hujan yang cukup rendah, bahkan sangat rendah. Google Image Namun, hutan sabana memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan hutan lainnya, yaitu Hutan sabana hanya berada di wilayah iklim tropis atau wilayah yang dilewati garis khatulistiwa. Sabana tumbuh di wilayah tropis karena pada wilayah ini memiliki curah hujan yang rendah. Dapat dikatakan sabana adalah hutan yang tumbuh di wilayah yang panas daripada di wilayah yang lembap. Curah hujan musiman. Hutan savana dapat terbentuk di wilayah yang panas dengan curah hujan yang rendah atau curah hujan musiman. Kondisi ini berbeda dengan hutan lainnya, seperti hutan musim yang memiliki musim kemarau dan penghujan cederung seimbang. Jadi, jika di suatu wilayah negara memiliki curah hujan musiman, maka wilayah tersebut memiliki potensi adanya hutan sabana. Curah hujan tidak teratur. Hutan sabana yang berupa padang rumput luas dan berada di kawasan yang panas tidak membutuhkan curah hujan yang tinggi. Padang rumput sabana dapat terbentuk dengan sendirinya. Pertumbuhan padang rumput ini tidak membutuhkan terlalu banyak air, sehingga intensitas hujan yang cenderung sedikit dan tidak teratur. Curah hujan 100 mm hingga 150 mm per setahun. Padang sabana adalah hamparan padang rumput yang tumbuhi semak, umumnya diselingi pohon palem dan akasia. Semak dan pepohonan yang tumbuh tidak terlalu banyak membutuhkan air. Suhu udara cenderung panas sepanjang tahun. Salah satu ciri hutan sabana adalah memiliki suhu udara yang cenderung panas. Suhu panas ini terjadi sepanjang tahun. Namun, meskipun bersuhu udara panas, hutan sabana tetap memiliki potensi hujan dengan intensitas 100 mm hingga 150 mm per tahun. Berpotensi berubah menjadi hutan basah atau semak belukar. Hutan sabana dapat berubah menjadi hutan basah atau bahkan semak belukar jika curah hujan yang turun di wilayah tinggi sekali atau rendah sekali. Jika curah hujan berubah menjadi sangat rendah, maka kemungkinan akan berubah menjadi semak belukar. Namun, jika curah hujan berubah menjadi sangat tinggi, maka kemungkinan akan berubah menjadi hutan basah. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan dan kelestarian padang sabana tergantung dari curah hujan dalam intensitas tertentu. Hutan sabana memiliki resapan air porositas dan pengairan drainase yang baik. Salah satu ciri yang berbeda dengan jenis hutan lainnya adalah memiliki daya serap air porositas dan pengairan drainase yang baik. Sehingga, tanah pada daerah sabana memiliki kecenderungan tidak becek. Habitat hidup hewan, baik hewan karnivora maupun herbivora. Sama seperti hutan lainnya, padang rumput sabana juga menjadi habitat hewan-hewan hutan. Beberapa hewan yang tinggal di hutan sabana, yaitu macan tutul, zebra, gajah, jerapah, singa dan jenis hewan lainnya yang dapat tumbuh di padang rumput. Jenis Flora dan Fauna Padang Sabana Sabana merupakan bentuk hutan yang serupa dengan padang rumput. Oleh karenanya, hutan sabana memiliki jenis flora dan fauna yang khas atau berbeda dengan hutan lainnya. Pexels a. Flora Sabana Flora atau tumbuhan yang ada di bumi beraneka ragam jenisnya. Namun, tidak semua flora atau tumbuhan ini dapat hidup di semua wilayah. Begitu pula dengan jenis flora atau tumbuhan di hutan sabana yang berbeda dengan hutan lainnya. Jenis pohon yang tumbuh di padang rumpu sabana, yaitu pohon akasia dan pohon palem. Meskipun begitu, pohon ini tidak tumbuh rapat, melainkan tumbuh menyebar secara jarang, berselang-seling dan tidak beraturan. Sebagian besar wilayah sabana hanya ditumbuhi rerumputan. Hal tersebut disebabkan oleh curah hujan hutan sabana yang sedikit. Kondisi ini menyebabkan rumput sebagai satu-satunya jenis tumbuhan yang mudah beradaptasi. Sebab, rumput tidak membutuhkan curah hujan yang banyak. b. Fauna Sabana Fauna adalah binatang atau satwa yang menempati suatu wilayah, seperti hutan atau habitat tertentu. Fauna yang mampu hidup di hutan sabana merupakan fauna yang memiliki ciri khas tertentu. Biasanya fauna tersebut memiliki daya tahan untuk hidup di padang rumput yang kering. Contoh hewan yang mampu hidup di daerah kering, yaitu wildebeest, badak, anjing liar, burung unta, macan tutul, singa, lemur, impala, kuda nil, hyena, jerapah, rusa, gajah afrika, buaya, citah, zebra, unta, bison, rubah, antelop, babun dan gasele. Suhu Padang Rumput Sabana Suhu rata-rata padang sabana tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Suhunya cenderung hangat dan seimbang. Akan tetapi, kondisi dapat berubah menjadi lebih dingin ketika musim hujan tiba, atau semakin panas ketika kemarau. Pixabay Musim Hutan Sabana Hutan sabana memiliki dua musim yang bertolak belakang, yaitu musim kemarau musim kering dan musim hujan musim basah. Saat musim kemarau tiba, curah hujan yang turun hanya sedikit, bahkan tidak mencapai 4 inch. Sedangkan saat musim hujan, curah hujan yang turun dapat mencapai 25 inch. Manfaat Hutan Sabana Hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan, begitu pula manfaat hutan sabana. Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya hutan ini adalah Habitat berbagai jenis flora dan fauna yang harus dilestarikan. Mencegah terjadinya bencana alam, seperti erosi tanah dan tanah longsor. Sebagai tempat untuk menyimpan cadangan air tanah. Sumber makanan bagi berbagai hewan. Menjaga keseimbangan alam. Cocok dijadikan kawasan peternakan, sehingga meningkatkan perekonomian penduduk di sekitar wilayah hutan sabana. Kondisi alam di padang sabana memberikan nilai keindahan, sehingga cocok untuk dijadikan spot fotografi bagi wisatawan. Menjadi tujuan wisata dan penelitian. Salah satu dari manfaat hutan savana diatas adalah memberikan nilai keindahan. Hal ini dapat menjadi potansi wisata asing maupun domestik yang ingin menikmati keindahan hutan sabana. Di Indonesia, ada beberapa hutan sabana yang tidak pernah sepi pengunjung karena keindahannya. Simak beberapa wisata padang rumput sabana berikut ini. Wisata Hutan Sabana di Indonesia Di Indonesia, hutan sabana tersebar di wilayah Indonesia bagian timur. Sabana yang tumbuh di wilayah Indonesia bagian timur memiliki potensi sebagai tempat wisata, sekaligus sebagai spot untuk berpetualan. Berikut ini adalah wisata-wisata sabana yang dapat kita kunjungi 1. Sabana Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur Pulau Komodo yang terletak di Nusa Tenggara Timur merupakan lokasi wisata yang telah mendunia. Sesuai dengan namanya, pulai ini terkenal karena fauna uniknya, yaitu komodo yang menjadi ciri khas fauna dari Nusa Tenggara Timur. Commons Wikipedia Namun ternyata selain itu, pulau ini juga memiliki ciri khas lain yaitu hutan sabana yang begitu indah. Sabana di Kepulauan Komodo, NTT ini didominasi oleh tumbuhan liar, seperti tumbuhan ilalang dan lontar. Padang ilalang tumbuh subur dan luas di Kepulauan Komodo. 2. Sabana Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur memang dikenal sebagai wilayah yang kaya akan hutan sabana. Salah satu padang sabana yang terkenal adalah Sabana Sumba Timur. Commons Wikipedia Sabana Sumba Timur merupakan wilayah padang rumput sabana terluar di wilayah Indonesia bagian timur. Lingkungan sabana di sumba timur juga digunakan sebagai lahan peternakan oleh penduduk sekitar. Sehingga, banyak sekali hewan ternak yang berkeliaran bebas, seperti kerbau, sapi dan kuda sumbawa, serta hewan liar lainnya. 3. Sabana Tanjung Ringgit, Lombok, Nusa Tenggara Barat Sabana Tanjung Ringgit, Lombok, NTB merupakan salah satu hutan sabana di Indonesia. Sabana ditempat ini dapat dijadikan sebagai tempat wisata, berupa perpaduan keindahan hamparan rumput yang luas dan pantai. PexelsSelain itu, di Sabana Tanjung Ringgit juga terdapat tebing pantai yang curam. Perpaduan ketiga spot alam tersebut menambah indahnya Sabana Tanjung Ringgit, Lombok. 4. Sabana Sembalun, Gunung Rinjani Mungkin diantara kita masih belum mengetahui daerah Sembalun. Sembalun merupakan jalur pendakian menuju Gunung Rinjani. Pada jalur pendakian ini, terdapat sabana yang membentang kurang lebih 6 km, tepatnya di sisi timur jalur pendakian. Sembalun membentang dari basecamp Sembalun sampai dengan Pos 3 pendakian Gunung Rinjani, pada ketinggian mdpl. Keindahan alam di Sabana Sembalun tidak perlu diragukan lagi, apalagi saat kondisi cuaca cerah, pemandangan yang disajikan sangat indah dan menawan. 5. Sabana Baluran, Jawa Timur Bagi yang suka hobi berpetualang, hutan Baluran dapat dijadikan salah satu tujuan. Baluran merupakan kawasan taman nasional yang terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Taman Wisata Baluran cukup terkenal, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Commons WikipediaDi Taman Wisata Baluran, ditumbuhi beberapa macam tumbuhan, seperti bakau, padang rumput dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Di wilayah sabana, dihuni beberapa hewan liar, seperti kijang, macan tutul, dan banteng liar yang hidup bebas. 6. Sabana Gunung Bromo, Jawa Timur Keindahan Gunung Bromo yang ada di Jawa Timur tidak perlu diragukan lagi. Namun, dibalik keindahannya tersebut, terdapat pula padang sabana yang tidak kalah indahnya. Sabana Gunung Bromo ini terletak di sebelah selatan Gunung Bromo. PixabayJika dilihat secara saksama, Sabana Gunung Bromo berbentuk bukit-bukit hijau yang mirip dengan bukit Teletubbies dalam film anak-anak. Sabana Gunung Bromo ini bernama Lembah Jemplang 7. Sabana Cidaon, Taman Nasional Ujung Kulon Taman Nasional Ujung Kulon merupakan taman nasional yang dihuni oleh hewan endemik, Badak Bercula Satu. Sabana yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon berada di depan dermaga Pulau Peucang. tersebut dikenal dengan nama Sabana Cidaon. Sabana Cidaon memiliki pemandangan yang mempesona, karena sabana ini masih belum terjamah oleh manusia. Selain itu, di Sabana Cidaon wisatawan dapat menemukan banteng liar atau bahkan Badak Bercula Satu yang sedang mencari rumput. 8. Sabana Gunung Merbabu, Taman Nasional Gunung Merbabu. Taman Nasional Gunung Merbabu memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Di taman nasional ini terdapat beberapa macam flora dan fauna, serta memiliki padang rumput sabana yang indah. Sabana Gunung Merbabu tidak cukup luas, namun keindahannya dapat memikat hati yang melihatnya. Di Sabana Gunung Merbabu terdapat lembah dan punggungan yang dapat ditemui setelah menuruni puncak utama Gunung Merbabu. Sabana tersebut dapat dijumpai di jalur pendakian Gunung Merbabu. Sabana ini juga dikenal dengan nama Sabana Selo, karena terletak sebelum menuju puncak utama, jika pendakian dimulai dari Dusun Genting, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

hutan sabana di wilayah thailand ditemukan di daerah